Satu Keluarga Luluh Lantak Akibat Serangan Drone AS, Ini Tuntutan Keluarganya

LaBumi.id, Sepuluh anggota satu keluarga Afghanistan tewas setelah serangan pesawat tak berawak AS di Kabul.

Media setempat mengabarkan serangan pesawat tak berawak pada hari Minggu ditujukan pada kendaraan yang membawa “sejumlah besar bahan peledak” dan menuju ke bandara Kabul.

Mereka mengatakan serangan itu telah menyebabkan “ledakan sekunder yang signifikan”.

Zemaray Ahmadi, 36, tewas bersama putranya Zamir, Faisal dan Farzad – berusia 20, 16 dan 12, kata keluarganya.

Enam dari keponakannya juga dikatakan telah meninggal. Seorang anak laki-laki dan perempuan keduanya berusia dua tahun, anak perempuan berusia lima dan tujuh tahun, seorang anak laki-laki berusia enam tahun dan seorang pria berusia 28 tahun.

Ahmadi yang telah bekerja dengan organisasi asing di Kabul selama 10 tahun sebagai insinyur teknis. Saudara dari salah satu korban, Aymal Ahmad, mengatakan bahwa salah satu saudaranya itu bekerja dengan orang Barat.

“Tuntutan saya dari masyarakat internasional adalah keadilan, apa pun yang terjadi tidak boleh terjadi lagi, saya tidak peduli dengan Presiden Biden atau siapa pun,” tambahnya.

“Saya kehilangan 10 anggota keluarga yang biasa kami makan bersama, apa yang harus kami lakukan sekarang? Dan pendukung keuangan kami adalah saudara kami yang tewas dalam serangan itu,”papar Aymal Ahmad.

Juru bicara Angkatan Darat AS Mayor Jenderal William “Hank” Taylor menegaskan serangan pesawat tak berawak merupakan serangan udara, dari atas cakrawala pada kendaraan yang teridentifikasi sebagai ancaman ISIS. 

“Serangan bela diri ini berhasil mengenai sasaran di dekat bandara Kabul,” katanya di Pentagon, Senin kemarin.

Menurutnya, ledakan sekunder yang signifikan dari kendaraan yang ditargetkan menunjukkan adanya sejumlah besar bahan peledak.

“Kami mengetahui laporan korban sipil dan kami menanggapi laporan ini dengan sangat serius dan kami terus menilai situasinya,”imbuhnya.

Serangan pesawat tak berawak itu menyusul pemboman bunuh diri pekan lalu di bandara Kabul – yang menewaskan 13 anggota militer AS, tiga warga Inggris, dan sejumlah warga Afghanistan yang berharap melarikan diri setelah pengambilalihan Taliban. (Cha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *