Sumenep, Labumi.id ; Aktivitas penyeberangan Talango-Kalianget Sumenep, Madura, Jawa Timur dikeluhkan warga. Pasalnya, satu minggu terakhir penyeberangan lintas pendek tersebut tidak lancar bahkan terjadi antrian panjang baik disisi Kalianget maupun Talango hingga ratusan meter.
Warga khususnya kendaraan roda empat terpaksa menunggu lama di Pelabuhan antri tiga hingga empat jam untuk menyeberangan baik dari Talango ke Kalianget maupun dari Kalianget ke Talango. ”Tongkanya yang beroperasi hanya satu, biasanya dua. Satunya rusak, sehingga beginilah macet terus tiap hari,” kata Salah seorang warga Talango, Syaiful Anwar mengeluh, Selasa (6/8/2019).
Menurut Syaiful, tidak normalnya penyeberangan di daerahnya menghambat mobilitas warga sekaligus berdampak terhadap perekonomian masyarakat. Distribusi sembako atau sejumlah kebutuhan yang akan dijual di Pasar Talango khususnya selalu tersendat. ”Selain itu, banyak pekerja dari luar Talango seperti tukang termasuk pegawai. Pasti terlambat tiba di tempat kerja,” ungkapnya.
Pihaknya meminta pihak terkait baik di Pemkab maupun Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kalianget, Dinas Perhubungan (Dishub), dan operator penyeberangan mencari solusi menangani masalah tersebut. ”Yang terpenting dan mendesak pula harus ada petugas yang mengatur pengendara. Rebutan pengendara baik roda dua maupun roda empat untuk masuk ke tongkang bisa saja timbul gesekan,” pintanya.
Sementara itu, Kepala (Dishub) Sumenep, Agustiono mengaku telah menerima pengaduan warga terkait tidak normalnya penyeberangan Talango-Kalianget. Berdasarkan laporan yang diterimanya, awalnya KM Safar Jaya yang tidak beroperasi karena menjadi perawatan, kemudian setelah selesai justru KM Serba Guna yang mengalami kerusakan pula. ”Jadi saat ini masih satu armada yang beroperasi. Kalau yang satunya KM Karjon sudah lama macet,” terangnya.
Agus menyatakan, mestinya operator perahu atau kapal penyeberangan memiliki dua armada. Apabila satu armada mengalami kerusakan ada armada cadangan untuk menanggulangi kemacetan. ”Masalahnya ketika dua armada yang beroperasi justru tidak ada masalah, aktivitasnya lancar,” pungkasnya. (R. Adi)