Labumi.Id, Komunitas Warga Kepulauan (KWK) mempertanyakan peresmian Rumah Sakit Kepulauan Sumenep, Madura, Jawa Timur oleh Bupati A Busyro Karim. Pasalnya, sampai saat ini, banyak sarana dan fasilitas kesehatan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kesehatan layaknya rumah sakit rujukan belum lengkap.
”Bagi kami merupakan suatu keanehan. Sarana dan prasarana termasuk fasilitas layaknya rumah sakit rujukan belum lengkap, sudah diresmikan,” kata Ketua Komunitas Warga Kepulauan (KWK) Syafiuddin, Jum’at (18/9/2020) menyesalkan.
Saat ini, kondisi gedung masih berupa bangunan utama dan sarana kesehatan baru ruang Unit Gawat Darurat (UGD), apotik dan poli. Sedangkan gedung lainnya seperti radiologi, ruang rawat inap, dan kamar operasi masih proses dibangun.
”Mestinya menunggu pekerjaannya selesai, baru diresmikan. Siapa yang bisa menjamin pembangunan selesai. Bagaimana kalau gagal dan molor sebab dalam pekerjaan fisik bisa saja ada hambatan dan tidak selesai sesuai kontrak,” ucapnya mempertanyakan.
Ia juga menyayangkan penamaan rumah Sakit yang diberi nama ”Abuya”.
Sejak awal, Pemkab menginisiasi Pusat pelayanan kesehatan yang terletak di Desa Sambakati, Kecamatan Arjasa itu Rumah Sakit Kepulauan.
”Kenapa dinamai Abuya, kenapa tidak Arya Arjasa misalnya sebagaimana usulan sebagian masyarakat Kepulauan sebagai tokoh penemu Pulau Kangean atau yang lainnya,” ungkap Syafiuddin.
Hal Senada juga disampaikan tokoh masyarakat Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean Mohammad Mukhlis. Menurut dia, warga Kepulauan khususnya di Kangean merasa dibodohi dengan peresmian Rumah Sakit Kepulauan, sebab dari sisi kebutuhan fisik gedung banyak yang belum selesai. Kemudian, fasilitas dan tenaga kesehatannya belum lengkap.
”Jangan terburu-burulah, mestinya selesaikan dulu semuanya baru diresmikan. Ini kesannya warga Pulau merasa dibodohi oleh Pemkab,” kata Mukhlis.
Mantan Anggota DPRD Sumenep Priode 2014-2019 ini menyatakan, mestinya program apapun yang dicanangkan Pemerintah Daerah termasuk Rumah Sakit Kepulauan ketika diresmikan sudah siap beroperasi. Sedangkan Rumah Sakit Kepulauan yang diresmikan Bupati belum siap memberikan pelayanan kesehatan baik rawat jalan maupun inap.
”Bagaimana melayani rawat inap, ruangannya saja tidak ada. Belum lagi, fasilitas dan alat kesehatan yang dibutuhkan masih belum tersedia,” tambah Mukhlis.
Pihaknya meminta Pemkab Sumenep lebih serius lagi dalam mewujudkan harapan warga Kepulauan mengenai pelayanan kesehatan yang layak seperti daratan. Selama ini, akses warga Kepulauan dalam menikmati pelayanan kesehatan masih tergantung pada Puskesmas, itupun pelayanannya terbatas.
”Keberadaan Rumah Sakit mestinya menjadi jawaban atas ketimpangan pelayanan kesehatan bagi warga Pulau. Kenyataannya sampai sekarang masih belum bisa diwujudkan,” ucapnya menyesalkan.
Dikonfirmasi masalah tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, Agus Mulyono belum bisa dikonfirmasi. Hingga berita ini dipublish, ketika dikonfirmasi melalui nomor selulernya tidak aktif.
Sementara itu, Kordinator Humas dan Administrasi Rumah Sakit Kepulauan Daeng Musaid mengklaim pelayanan rumah Sakit bagi warga Pulau sudah mulai berjalan walaupun beberapa sarana belum lengkap. Menurutnya, saat ini sudah ada beberapa pasien yang sudah datang ke rumah sakit meminta pelayanan kesehatan.
”Sementara karena ini masih awal-awal diresmikan, tidak banyak. Minggu depan, kami akan sosialisasi kepada masyarakat,” terang Daeng.
Untuk tenaga medis, lanjut dia sudah tersedia diantaranya beberapa perawat dan tiga dokter umum di Rumah Sakit Kepulauan. Sedangkan, kebutuhan Gedung untuk melengkapi sarana rumah sakit tersebut masih proses dibangun.
”Ruang rawat inap, kamar operasi, radiologi, ruang kebidanan, kamar mayat, dan instalasi pembuangan air limbah masih proses pekerjaan dan akhir tahun ini direncanakan selesai,” pungkasnya. (Red)