DPRD Sumenep Minta Dinkes Cepat Atasi Kasus Demam Berdarah Dengue

Labumi.id, Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, telah mencapai lebih dari 800 pasien. Data ini disampaikan oleh Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) beberapa waktu lalu.

Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sumenep, Sami’oeddin, mendesak Dinkes P2KB untuk segera mengatasi kasus DBD ini. “Dinkes Sumenep harus segera melakukan tindakan pencegahan agar pasien DBD tidak terus bertambah,” ungkapnya pada Sabtu, 18 Mei 2024.

Sami’oeddin menekankan pentingnya penanganan serius terhadap jumlah kasus DBD yang tinggi tersebut. “Apalagi, masih terus ada pasien baru meski menjelang masuk awal musim kemarau,” lanjutnya.

Ia meminta agar dinas terkait melakukan tindakan pencegahan maupun penanganan agar kasus DBD ini tidak terus meningkat di Sumenep. Politisi PKB ini juga mendorong Dinkes P2KB Sumenep untuk kembali melakukan sosialisasi guna mengedukasi masyarakat tentang upaya pencegahan DBD.

“Sosialisasi dan penanganan DBD bisa dilakukan dengan cara kolaborasi dengan Pemerintah Desa (Pemdes),” ujarnya.

“Secepatnya dinas kembali melakukan sosialisasi ke tingkat desa melalui kepala desa, karena kepala desa sangat punya peran penting untuk melakukan itu pada warganya,” jelas Sami’oeddin.

Di sisi lain, Sami’oeddin mengapresiasi upaya Dinkes P2KB dalam memperbarui data pasien dari 30 Puskesmas dan rumah sakit. Ia juga meminta agar data kasus DBD yang diperbarui setiap hari dimaksimalkan untuk penanganan yang lebih cepat.

“Seharusnya ketika punya data kasus, ya cepat ditangani sesuai petunjuk teknis penanganannya dan anggaran yang ada,” tegasnya.

Penanganan kasus DBD harus cepat, menurut Sami’oeddin, karena penyakit DBD berurusan dengan jiwa seseorang, sehingga tidak bisa dibandingkan dengan masalah lain. “Apalagi ada anggaran. Tidak ada anggaran sekalipun harus diatasi,” tambahnya.

Menurut politisi senior itu, kepentingan masyarakat harus didahulukan. Ketika ada satu kasus di satu titik, harus langsung ditangani dengan cepat supaya tidak meluas. “Kita akan coba rembuk di Komisi IV nanti bagaimana mendorong dinas terkait bertindak dengan cepat menangani DBD ini agar tidak terus meningkat,” pungkas Sami’oeddin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *