Pabrik Rokok Tanjung Odi Tutup, Keluarga Karyawan Pun Ikut Kena Dampaknya

Labumi.id, Ditutupnya pabrik rokok Tanjung Odi lantaran ada karyawannya yang terpapar virus corona, berimbas kepada perekonomian keluarga karyawan. 

Herlina, salah satu karyawan di pabrik rokok Tanjung Odi menuturkan jika penghasilan terbesar mayoritas karyawan bersumber dari bekerja sebagai karyawan di Tanjung Odi. 

Menurut dia, penutupan sementara pabrik, cukup berimbas terhadap perekonomian keluarga karyawan. Dengan penutupan tersebut dia bersama karyawan lain kehilangan peluang untuk mendapatkan uang lembur yang lumayan berarti untuk menopang kebutuhan keluarga dan anak-anaknya.

Sejak ditutupnya aktivitas produksi rokok di Tanjung Odi dalam sepekan ini, telah menyulitkan dirinya mencari tambahan uang jajan. Untuk itu, 

selama tidak masuk kerja, waktunya ia habiskan untuk bertani. Hal itu ia lakukan untuk mendapatkan tambahan penghasilan. 

”Kalau seperti saya, masih bisa bertani. Tapi bagi mereka yang tidak punya penghasilan lain, tentu kebingungan,” ucapnya.

Karyawan yang sudah bekerja hampir empat tahun di pabrik rokok tersebut mengaku tetap bersyukur dan lega, karena perusahaan tetap memberikan upah meski sudah tidak bekerja sejak Rabu (24/6) lalu.

Sebagai karyawan, Herlina mengaku mendapat upah mingguan dengan waktu kerja tujuh jam setiap hari. Bayarannya Rp 450.000 plus peluang mendapatkan uang lembur. Kalau lembur di hari libur seperti hari Minggu, bayarannya bisa menjadi dua kali lipat tergantung jam kerja.

Herlina menghitung, selama 14 hari kedepan penghasilan dirinya dan karyawan lain pasti turun drastis, karena sudah tidak lagi bekerja. Kebanyakan dari mereka kembali menjadi ibu rumah tangga dan harus memutar otak untuk menopang kebutuhan sehari-hari. Karena itu, ia sangat berharap aktivitas pabrik bisa segera dibuka kembali seperti biasa.

Herlina yang bertugas di bagian linting ini menambahkan selama masa pandemi, tempat kerjanya sangat ketat menerapkan protokol kesehatan. Selain pengecekan kesehatan di pintu masuk, meja kerja tempat melinting rokok yang biasanya diisi empat orang dipisah menjadi hanya dua orang. ”Itu pun berjarak. Bahkan, di kantin pabrik pun kami diminta untuk selalu menjaga jarak,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Pabrik PT Tanjung Odi Riski Komari menyatakan, seluruh karyawan pabrik – baik yang borongan maupun bulanan – sudah menerima haknya. Untuk karyawan borongan, mereka menerima upah setiap hari Jumat. ”Gaji sudah kami transfer ke seluruh rekening karyawan Jumat (26/6) kemarin,” tegas Riski. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *