Labumi. Id, Sejumlah Parpol besar di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur belum menentukan arah politiknya untuk mendukung siapa pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) 2020. Sejauh ini, baru PDI Perjuangan dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang rekomnya keluar. Sedangkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Demokrat termasuk Partai Gerindra, Nasdem, Hanura, dan PKS masih menjadi teka-teki.
Namun yang menarik dari beberapa kandidat yang muncul itu justru mengesankan diri mengalami post-optimisme akut yang tampak melalui imagology yang dicitrakannya. Mereka saling melempar isu dengan gencar mengklaim telah
mendapatkan rekom Parpol. Faktanya, publik selama ini masih diajak menonton bola melalui cup-cuap pengamat, hakim garis, penjual karcis bahkan supporter.
Lalu bagaimana dengan Ach. Yunus?
Labumi.id mencatat pengusaha muda ini mendaftar di dua Parpol yaitu PKB dan PPP untuk maju di Pilbup Sumenep. Untuk mengetahui isu terkini perihal politik dan agenda perubahan yang ditawarkannya dapat atau tidak rekom, pengusaha muda yang berkarir di salah satu BUMN ini memilik komitmen ideologi yang tidak abu-abu.
Berikut hasil wawancara khusus Labumi.id
(L) bersama Achmad Yunus (AY) di Rumah Perubahan, Jalan Kartini no. 100 Kepanjin, Sumenep
(L) Sejauh ini, bagaimana perkembangan rekom Parpol untuk maju di Pilbup Sumenep?
(AY) Prinsipnya siapapun yang direkomendasi partai harus sudah mencerminkan garis dan ideologi partai itu dalam keberpihakannya kepada masyarakat. Jadi masalah rekom dari awal, bagi kami tidak terlalu fokus di sana. Kami lebih mengaktivasi anak-anak muda melalui program yang kami tawarkan, yaitu adanya perubahan secara mendasar dan holistik yang akan berdampak pada kesejahteraan rakyat.
(L) Artinya anda pesimis mendapat rekom?
(AY) Bukan begitu, kami tetap optimis mendapat rekom dari Parpol. Tapi, sekali lagi siapapun yang direkomendasikan partai meskipun bukan kami, iya monggo. Sebab kami pikir sebagai sebuah gambaran terhadap bagaimana platform ideologi partai itu bekerja.
(L) Kalau seandanya anda jadi maju dan dapat rekom. Sosok pasangan yang cocok dengan anda seperti apa?
(AY) Pastinya kalau ditanya pasangan yang ideal adalah dari kalangan muda. Karena Sumenep butuh perubahan dan energi besar untuk berlari mengejar ketertinggalannya. Harus diakui, daerah ini tidak hanya tertinggal setahun dua tahun atau selangkah dua langkah, tapi puluhan tahun dan puluhan langkah.
(L) Apa paramater anda melihat Sumenep yang tertinggal ini.
(AY) Indikatornya gampang. Saya termasuk seorang yang masih percaya pada hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS). Soal tingkat kemiskinan misalnya, Sumenep ini berada diurutan kedua paling bawah di Jawa Timur. Ini tidak relevan dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki. Wilayah Sumenep ini cukup luas, kekayaannya melimpah, tapi kita berada dalam level temiskin diurutan paling bawah. Sehingga ini perlu berlari untuk mengejar ketertinggalan itu.
(L) Bagaimana anda menanggapi beberapa kubu atau kandidat yang mendaftar di PKB, saling mengklaim rekom DPP akan turun kepadanya?
(AY) Kalau saya dan teman-teman tidak mengklaim bahwa saya mendapatkan rekom dari PKB, tapi kami adalah calon terbaik yang mungkin bisa dipertimbangkan PKB untuk mendapat rekomendasi. Daripada nanti, PKB salah merekom orang. Karena pertaruhannya bukan hanya untuk Sumenep lima tahun yang akan datang, tapi bagaimana PKB sendiri ditengah kepercayaan masyarakat sebagai partai terbesar perolehan kursinya di Sumenep.
(L) Bagaimana kalau rekom tidak ke anda?
(AY) Tidak masalah. Sebab sejak awal, saya sudah menegaskan komitmen, sekali lagi tidak begitu ambisi untuk mendapat rekom. Dan kalau rekom tidak ke saya, kami akan menjadi bagian dari tim atau calon yang memiliki platform yang sama dengan kami. Jadi tidak mesti harus baper secara politik. Kalau tidak mendapat rekom asalkan ada calon yang memiliki platform dan ideologi sama, tidak akan segan-segan kami akan berjuang dan mendukung.
(L) Indikator ideologisnya apa?
(AY) Satu yang jelas NU dari sisi ideologi. Kenapa harus NU, karena sudah mengandung banyak hal misalnya kepancasilaan dan religius. Kemudian yang kedua, memiliki agenda kesejahteraan rakyat yang jelas. Mulai visinya, targetnya, sehingga tidak abu-abu dan tidak sekedar mengejar kekuasaan. Kami akan bergerak,menjadi bagian dari ideologi yang tidak abu-abu itu. (Red)