Sisi Lain Jembatan Gili Iyang Yang Ambruk Itu

Labumi.id,  Ambruknya bentangan beton jembatan pelabuhan Gili Iyang gara-gara ditinggalkan pelaksana proyek mendapat tanggapan macam-macam dari warga Gili Iyang, Dungkek.

Salah satu warga Gili Iyang Khairul Fattah mengatakan banyak hal yang disembunyikan dari warga perihal pengembangan Gili Iyang, termasuk pembangunan Jembatan Pelabuhan. Meski harus disadari manfaatnya yang besar bagi masyarakat, namun jika tujuannya untuk menopang investasi wisata akan sangat elok apabila hal tersebut disosialisasikan. Bagaimana partisipasi masyarakat dan transparansi pengelolaan dibentuk di dalamnya.

Transparansi dibutuhkan masyarakat di desanya untuk menghindari kecemburuan sosial. Dalam kasus Jembatan Pelabuhan, masih ada warga yang tidak menginginkan lahannya dijual. Padahal hanya jalan itu yang mengarah ke jalan raya.

“Lahan yang mau dijadikan jalan menuju jalan raya nggak mau dijual,”kata Fattah.

Harapan Fattah selaku warga lokal, tidak hanya disuguhkan turis-turis yang berdatangan setiap saat. Pemerintah juga sukses membangun ladang bisnis wisata di Gili Iyang, sementara masyarakat tidak menikmati hasilnya.

Hal senada juga ditegaskan Suhaidi, menurutnya tidak ada pihak manapun yang menaruh kepentingan tertentu di atas perkembangan Gili Iyang kedepan. “Jangankan investor asing, pemerintah sekalipun tidak boleh,” kata Suhaidi yakin.

Proyek Pembangunan Pelabuhan Gili Iyang, Kecamatan Dungkek, masuk dalam agenda Pengembangan wisata Gili Iyang yang memiliki kandungan oksigen nomer dua di dunia sesudah Yordania.  Berdasarkan dokumen kontraknya, bernomor 550/SPPBJ 1776248/435.106.1/2019, proyek ini bernama Revitalisasi Pembangunan Pelabuhan Gili Iyang yang dikerjakan oleh PT Kolam Intan Prima dengan nilai kontrak Rp 15.156.017.188,86 (Rp 15,156 miliar) bersumber dari APBD Sumenep 2019. (SA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *