Dua Armada Tambahan Dipastikan Atasi Kemacetan Kalianget-Talango

Labumi.id, Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep, Madura, Jawa Timur menyatakan akan menambah dua armada tongkang yang akan melayani lintasan Kalianget-Talango guna mengurai kemacetan yang selama ini dikeluhkan warga. Hal itu disampaikan Kepala Dishub Sumenep Agustiono Sulasno, Selasa (3/12/2019) usai audiensi dengan warga Talango di Kantor Pemkab.

Dalam audiensinya Dishub juga melibatkan sejumlah instansi tekhnis diantaranya Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), perusahaan daerah PT Sumekar Line termasuk pihak Kecamatan Talango. ”Intinya kami sangat apresiatif dengan aspirasi masyarakat Talango mengenai masalah penyeberangan. Dan prinsipnya Pemkab akan mengakomudir demi kelancaran penyeberangan,” terang Agus.

Ia mengaku dua armada yang ada selama ini kurang memadai untuk melayani penyeberangan Talango-Kalianget. Akibatnya, sering terjadi kemacetan terutama kendaraan roda empat hingga ratusan meter baik disisi pelabuhan Kalianget maupun di Talango karena jumlah armadanya tidak seimbang dengan kendaraan yang akan melintas.

”Solusi yang akan segera dilakukan dan saat ini sudah mulai diproses yaitu menambah dua armada lagi. Jadi ada empat nanti yang akan melayani penyeberangan Talango-Kalianget,” ungkap Agus.

Tambahan dua armada itu akan disiapkan perusahaan daerah PT Sumekar Line satu armada karena saat ini sudah proses pengajuan ijin. Kemudian, satu armada lagi akan dikelola oleh swasta yaitu KM Karjon.

”Jika tidak ada kendala Januari ijin operasional dan kelayakannya sudah turun, sehingga maksimal Februari bisa jalan. Dan untuk jadwalnya akan kami atur secara bergantian atau mamaksimalkan dua dermaga sekaligus sehingga keempatnya bisa sama-sama jalan,” ujarnya.

Agus menambahkan, sebagai jangka pendek Dishub juga akan berkoordinasi dengan Kepolisian dan sejumlah Instansi samping guna melakukan pengaturan kendaraan apabila terjadi kemacetan baik disisi Kalianget maupun di Talango.

Sedangkan untuk regulasi khusus untuk pelayanan bagi kendaraan yang mengangkut pasien dinilai tidak perlu karena memang mendapat perlakuan khusus.

”Tidak usa untuk menyeberang, di jalur laut-pun kalau sudah orang sakit dan diangkut ambulan pasti yang lain akan mengalah. Memang harus diutamakan,” tegas Agus. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *