Labumi.id, Pemetaan kekeringan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur menunjukkan peringkat yang mengkhawatirkan. Ada 28 desa tersebar di 9 kecamatan hingga kini yang terancam mengalami krisis air bersih.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Abd Rahman Riadi mengatakan bahwa data yang dihimpun merupakan hasil pemetaan lapangan yang sebagian besar adalah desa yang mengalami kekeringan. “Di desa-desa itu, setiap musim kemarau pasti krisis air karena kekeringan,”tutur dia.
Kekeringan yang terjadi di beberapa desa mengalami kekeringan yang berbeda. Ada yang mengalami kekeringan langka, ada yang sampai kritis. “Desa yang mengalami kering kritis, bila kebeutuhan air di desa tersebut mencapai 10 liter setiap orangnya. Ukurannya untuk kebutuhan air minum dan memasak. Kemudian jarak yang harus ditempuh masyarakat untuk mendapatkan air bersih sejauh tiga kilometer lebih,”kata dia.
Bila masuk dalam kategori kering langka, ukurannya pada kebutuhan air di desa itu di bawah 10 liter per orang per hari. Kemudian jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sejauh setengah hingga tiga kilometer.
Rahman menjelaskan, saat ini telah ada desa-desa di tujuh kecamatan yang mengajukan permohonan untuk suplai air bersih.“Bantuan air bersih itu akan dipenuhi sesuai data dan pengajuan dari kecamatan. Yang jadi catatan, pemerintah tetap mengutamakan daerah dengan tingkat yang mengalami kering kritis.
Dari beberapa desa yang mengajukan suplai bantuan air, ada tujuh kecamatan, diantaranya; Kecamatan Talango, Saronggi, Batang-batang, Pasongsongan, Batuputih, Rubaru, dan Kecamatan Ambunten. Akan tetapi hasil verifikasi pemetaan kekeringan yang cukup parah terdapat di Kecamatan Pasongsongan dan Batuputih. (Red)