Kolom  

Pesan Mas Kiai dalam Hajat Demokrasi Pilkada Sumenep

Hujan berganti gerimis, saat KH Ali Fikri didampingi istri tercinta Nyai hj Dwi Sukmawati berkemas menuju TPS 06 desa Guluk-guluk kecamatan Guluk.

Lokasinya tidak jauh karena berada di halaman MTs 3 Putri Annuqayah. Saya berkesempatan “ngereng” beliau bersama bapak Sattar, guru dan pengabdi senior yang tetap setia di Lubangsa.

Sebelum masuk ke TPS, beliau nyabis dulu ke Pasarean atau maqbaroh Syaikhina Abah Tercinta, guru kita Semua Al-Marhum KH A Warist Ilyas. Jaraknya cukup dekat sekitar 250 meter dari lokasi.

Seakan terlihat beban yang beliau pikul saat itu, akan segera diletakkan seraya pasrah, dengan membiarkan gerimis membasahi bajunya. Bahwa hari rabu 09 desember adalah hari yang menentukan untuk perjuangan yang dilakukan sekitar 4 bulan terakhir ini.

Beliau berpesan; bahwa pilkada tidak hanya dimaknai sebagai bagian dari kewajiban warga negara, namun juga kebutuhan warga negara. Jika masyarakat sepakat bahwa sumenep lebih baik, maka hendaknya dijadikan kesempatan untuk ikut memperbaikinya. Caranya dengan datang ke TPS menggunakan hak pilihnya. Tentu dengan cara yang baik sambil berusaha mencegah tindakan yang merusak demokrasi.

Terkait dengan hasil pilkada,” ikhtiar lahir dan bathin sudah dilakukan mas, selebihnya adalah taqdir,” nadanya tetap optimis.

Kepada para Muhibbin, alumni, relawan dan simpatisan termasuk semua masyarakat sumenep, diharapkan terus berjuang. Niatkan apa yang dilakukan selama ini sebagai bentuk sumbangan untuk kemaslahatan dan perbaikan sumenep. Semua perjuangan,dan pengorbanan akan menjadi catatan tinta emas bagi perjalanan demokrasi di bumi Sumekar, hususnya bagi anak cucu kita. Setelah itu, beliau bergegas kembali ka Dhalem.

Temanku, alumni dari Situbondo bilang, “ kita sayang beliu, kita akan senantiasa berdo’a sebanyak-banyaknya. Kiyai diminta menjadi calon wakil bupati, adalah bagian dari sekenario Allah. Kalau ditakdirkan dan dilantik kita bahagia, namun jika tidak, maka drajat beliau Insyaalah pasti ditinggikan. Karena ujian pangkat dan jabatan begitu gemerlap,” pesan singkatnya.

Semoga momentum ini, menjadi sarana agar silaturahmi semakin erat, kiyai akan semakin kita dekatkan kepada memasyarakat. Semua alumni, tetap bersatu, bersama, dekat dengan kiyai, menjadi penyanggah disaat pengasuh butuh. Tidak hanya karena pilkada, namun demi Annuqayah tercinta.

“ Undangan terhadap pengasuh dalam setiap kesempatan, akan terus mengalir,” tutupnya.

* Abi Rizqi Mahbubillah (Mantan Pemred Majalah Muara PP. Annuqayah Guluk-guluk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *