Other  

Kesaksian Sayuri, Gus Im Itu Orang Yang Kelewat Baik

 Labumi.id, Kepergian Hasyim Wahid atau Gus Im, meninggalkan duka mendalam tidak hanya bagi keluarganya. Kalangan aktivis, sahabat maupun mereka yang kadung menganggapnya guru karena bersentuhan dengan pikiran-pikirannya juga merasa kehilangan.

Adalah Sayuri, sosok yang selalu dianggap berwatak antagonis dalam kisah para aktivis dari Jogja dan mereka yang mencoba tumbuh bersama di lingkungan LKKNU Jakarta. Laki-laki dari Madura yang berperawakan garing ini, memiliki kenangan berlimpah bersama almarhum Gus Im.

Kepada labumi.id, Sayuri menceritakan sekuel pengalamannya bersama Gus Im. Menurut dia Gus Im, bukan saja mahaguru. Tetapi kawan sekaligus juragan yang membuat dirinya tak mudah melupakan sosoknya.

Sayuri bercerita ketika suatu hari diminta untuk kursus mobil oleh Gus Im. Dengan kursus mobil harapan Gus Im, Sayuri bisa memiliki pekerjaan tetap, tidak hanya membuat kopi, memegang sapu, atau bersih-bersih di LKKNU seraya memelihara burung.

Tapi kursus mobil rasanya juga mustahil, meskipun dia betul-betul kursus mengemudi. Menurut Sayuri, Gus Im juga tahu kalau dirinya orang yang mudah kesasar, apalagi jalan-jalan di Jakarta.

“Jadi itu alasan Gus Im saja memberiku uang,”kata Sayuri kepada labumi.id dalam satu kesempatan.

Kisah mengenai Sayuri kursus mobil dikasih uang oleh Gus Im, sudah populer di kalangan aktivis, diantara pejabat teras NU, bahkan tingkat Dirjen Kementrian. Para mahasiswa kelas kencur selalu menceritakan kisahnya karena dianggap udik dan lucu.

Tapi kenangan bersama Gus Im, tidak akan pernah pupus dari ingatan Sayuri. Jika mengingat Gus Im, menurut Sayuri bukan saja mengingat kebaikan-kebaikannya saja. Melainkan pilihan-pilihan hidupnya yang sulit dipahami banyak orang, termasuk dirinya.

“Gus Im, itu orang kelewat baik. Ketika saya sudah selesai kursus. Dan minta uang lagi untuk kursus, dia tidak pernah tanya. Dia tahu bahwa saya bohong kepadanya, tapi saya tetap dikasih uang banyak,” Sayuri mengenang.

Ketika satu kesampatan disuatu acara besar di rumah Gus Im, Sayuri dipanggil. Saat itu banyak tamu para Cina yang tengah duduk melingkar. “Aku sengaja memperlihatkan diri agar diketahui oleh Gus Im dan agar dipanggil,”kata Sayuri bercerita.

Berselang beberapa menit, Sayuri kemudian dipanggil agar mendekat. Para tamu banyak yang melihat Sayuri terbungkuk-bungkuk menuju Gus Im.

“Saat itu Gus Im menepuk punggungku, seraya berkata kepada para tamu bahwa aku adalah kawannya,”tuturnya mesem-mesem. “Aku diperkenalkan sebagai kawannya, aku juga kaget saat itu,”.

Sayuri ketika dipanggil Ketua PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, M.A.di kantor PBNU Jakarta

Saat meminta diri kebelakang, seeorang tamu matanya sangat tipis kemudian mengambil bungkusan dari dalam koper dan memberikannya kepadanya. Sayuri mengatakan, saat itu hatinya berdebar-debar, tapi matanya sempat melirik kepada Gus Im yang menertawakannya.

Apa boleh buat, bisik Sayuri kala itu dalam hatinya. Bungkusan besar dari mata sipit dapat dibelikan beberapa ekor sapi. Karena setelah dibuka isinya dollar, dan ketika diuangkan 70 juta.

“Dan itu kesaksian saya kepada Allah SWT, bahwa Gus Im itu orang yang baik,”kenang Sayuri.

Sayuri merasa, akan sulit menemukan sosok sederhana, memukau dan perhatian. Sekaligus memiliki pikiran-pikiran besar seperti Gus Im, karena itu Sayuri kini sungguh sangat bersedih. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *