Labumi.id, Perkiraan investasi hulu migas tahun 2020 ini, diyakini akan mengalami koreksi signifikan, yaitu dari USD 13,8 miliar menjadi USD 11,8 miliar. Hal ini diakibatkan berbagai hal yang terjadi selama kurun 1 semester terakhir, di antaranya dampak beragam isu.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyebutkandampak dari virus corona (covid-19) dan menurunnya harga minyak, serta adanya upaya optimalisasi cost telah menyebabkan pergeseran tersebut.
Dwi mengaku bila investasi hulu mengalami pergeseran, mulai dari USD 13,8 miliar, tahun ini sudah diperkirakan menjadi USD 11,8 miliar. “Jadi diperkirakan ada penurunan sekitar 14,5 persen akibat dampak dari berbagai isu,” ujar Dwi Soetjipto dalam UPbringing Live Session: Meet The Expert – ISMS Live Session 3 on Energy, Kamis (2/7/2020).
Dwi kemudian memaparkan rincian realisasi investasi hulu migas sampai dengan 31 Mei 2020 yang tercatat sebesar USD 3,93 miliar, atau 28,5 persen dari target 2020, yakni USD 13,8 miliar.
Sementara dalam keterangannya Dwi juga merinci total realisasi, yang dihitung sebesar 73 persen terkait produksi senilai USD 2,88 miliar, 18 persen lainnya terkait pengembangan senilai USD 0,71 miliar, 6 persen eksplorasi senilai USD 0,19 miliar, dan sisanya 4 persen terkait administrasi senilai USD 0,16 persen.
Sebelumnya, nilai investasi pengusaha minyak dunia hingga 30 persen, namun virus corona telah melumpuhkan banyak kegiatan di sektor perekonomian di dunia, termasuk di Indonesia.
“Ada pengurangan investasi dari pemain-pemain minyak dunia sekitar 30 persen. Dan di sini ada kelompok-kelompok yang penguranganya paling besar, mulai dari USD 32,2 miliar,” kata Dwi.
Adapun pengurangan paling besar mencapai USD 32,2 miliar oleh National/International Oil Company (NOC/INOC), USD 23,4 miliar dari Majors, USD 17,3 miliar oleh Shale-focused, USD 9,9 miliar dari Global Independent, USD 6 miliar dari Canada focused, dan USD 7,9 miliar dari perusahaan lainnya.
Dengan demikian, target rata-rata investasi di 2020 sebesar USD 325 miliar yang kemudian mengalami perubahan menjadi USD 228 miliar. Artinya, menurut Dwi Average rencana investasi yang tadinya USD 325 miliar, turun jadi USD 228 miliar. (Red)