Labumi.id, Konferensi PC Gerakan Pemuda Ansor Sumenep, akan digelar di Pondok Pesantren Assadad Ambunten, Sumenep, Madura, Jawa Timur, tanggal 24 Oktober mendatang.
Beberapa kandidat yang diyakini memiliki kapasitas eligible memimpin organisasi yang didirikan Abdul Wahab Hasbullah tahun 1934 ini adalah kader militan yang sudah teruji kepemimpinan sekaligus keikhlasannya. Mereka adalah Kiai Abdul Wasid, Kiai Imam Khoramain dan Kiai Qomri Rahman.
Diantara mereka bertiga akan dilantik secara aklamatif menjadi Ketua PC Ansor meneruskan kepemimpinan Muhammad Muhri. Mengingat ideologisasi pengkàderan Ansor mengakar sampai kepengurusan ranting hampir dipastikan proses seleksi ketiganya tidak akan alot dan bernada sumbang. Para pengurusnya yakin, kepada mereka bertiga masa depan organisasi kemasyarakatan pemuda yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama ini dipertaruhkan.
“Bagi saya proses pergantian Ketua PC Ansor, sepertinya hanya melekat pada tiga orang kader terbaik. Yang memiliki popularitas internal cukup baik dan penuh tanggung jawab. Kalau saya sebutkan mereka adalah Kiai Wasit, Kiai Romin dan Kiai Qomri,” kata Ketua PAC Ambunten Abduh Latief Muhammad, Jum’at (23/10)
Abduh menyarankan yang jadi ketua PC Ansor haruslah kader yang mampu melanjutkan konsolidasi lebih agresif dan massif lagi, baik di wilayah daratan maupun kepulauan. Selain itu, harus memiliki pengetahuan yang kompleks mengingat tantangan yang dihadapi organisasi kepemudaan haruslah diterima oleh beragam kalangan.
“Tentunya yang cakap memanaje tatakelola organisasi, dan bisa menjadi leader ketika menghadapi perubahan sosial yang semakin keras dan pragmatis,”ungkap Abduh.
Wakil Sekretaris Kaderisasi Adi Purnomo membenarkan bahwa kader yang sepantasnya memimpin Ansor Sumenep, adalah kader yang sudah teruji keikhlasannya, kualitas kepemimpinannya dan memiliki seperangkat pengetahuan pergerakan.
Menurut dia, kader tersebut tidak mungkin bersedia saat dikonfirmasi kesediaannya untuk menjadi ketua. Namun dia yakin ketika mereka menerima amanah dalam konferensi cabang nanti, pasti tidak akan ditolak.
“Saya yakin jika suara bulat kepada salah satu ketiganya pasti diterima dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab,”jelas Adi.
Adi mengaku siapapun yang terpilih jadi ketua, niscaya dirinya siap membangun harmoni mengingat hal tersebut sebagai landasan idiil organisasi. Ansor yang menjadi penyangga gerakan civil society dan terbiasa dengan kerja-kerja kemanusiaan, akan menjunjung tinggi asas berdemokrasi dalam hal memilih ketua. Dia akan senang jika yang melanjutkan kepemimpinan sahabat Muhri adalah orang-orang yang mengerti betul Ansor dan pola organisasi yang telah dibangun oleh Muhri selama dua periode.
Adi Purnomo pun mengakui dalam hal figur Ansor memang surplus kepemimpinan. Tapi dia berharap, yang menjadi ketua Ansor adalah satu dari tiga figur tersebut, antara Kiai Romin atau Kiai Wasit.
“Jika sosok ini yang dipercaya sebagai ketua, saya pastikan tak ada gejolak apapun meski kita sedang menghadapi pemilukada,”ucap Adi. (Muf)