Labumi.id, Aktor, Sutradara, Wartawan dan penulis naskah sekaligus pendiri Teater Koma Nobertus Riantiarno atau Nano Riantiarno tutup usia di kediamannya di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, pagi tadi.
Kabar duka kepulangan penulis serta sutradara produktif ini merupakan pukulan bagi dunia teater Indonesia.
Diketahui bahwa dalam keadaan sakit sekalipun Nano Riantiarno mesih sempat menghasilkan naskah pertunjukan terakhir berjudul “Matahari dari Papua” dan berhasil memenangkan Sayembara Naskah Teater DKJ 2022.
Putra Sulung Nano, Rangga Buana yang kadang ikut menyutradarai Teater Koma mengatakan naskah Matahari dari Papua direncanakan bakal dipentaskan bulan November tahun 2023 ini.
“Rencananya, kami akan pentaskan naskah itu bulan November tahun ini,”papar Rangga, Jumat (20/1/2023).
Menurut keterangan Rangga, ayahnya
dirawat di RS Kanker Dharmais, Jakarta Barat sejak 27 Desember 2022. Nano Riantiarno sempat dioperasi tumor pada bagian paha, serta ada cairan menyebar di bagian paru-paru.
“Hampir 3 pekan dirawat, kami memutuskan untuk menjalani rawat jalan sejak awal pekan ini.”terang Rangga.
Nano Riantiarno dikenal sebagai sosok pendiri Teater Koma yang didirikannya sejak 1 Maret 1977. Manajemen yang diterapkan di Teater Koma menjadi rujukan bagi bertumbuhnya ekosistem yang lebih baik pada teater modern Indonesia.
Pengalamannya dalam hal manajemen Teater ini tentu saja didapatkan setelah banyak belajar dan mengunjungi sejumlah negara seperti
Skandinavia, Inggris, Perancis, Belanda, Italia, Afrika Utara, Turki, Yunani, Spanyol, Jerman, dan Cina.
Nobertus Riantiarno, lahir di Cirebon pada 6 Juni 1949. Pernah mengenyam pendidikan di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) Jakarta dan bergabung di Teater Populer asuhan Teguh Karya.
Nama Nano di kalangan Teater Indonesia sangat besar pengaruhnya. Karya-karya selalu hadir mengkritisi kekuasaan. Teaternya Teater Koma mendapatkan segmentasi dan penonton tersendiri yang sulit ditiru oleh kelompok Teater lain.
Sebagai tokoh di bidang jurnalistik, Nano Riantiarno juga dikenal sebagai pendiri Majalah Zaman pada 1979. Kemudian menjadi pemimpin redaksi Majalah Matra mulai 1986.