Labumi.id, Seorang perempuan melahirkan di jalan terdengar biasa. Tetapi jika melahirkan karena penyebabnya karena jalan yang rusak ceritanya akan lain.
Potongan kisah ini yang sebagian dipaparkan komando Gerakan Aktivis Mahasiswa Sumenep (GAMS) Yusril Adyan saat melakukan audiensi ke Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Sumenep, Senin tanggal 04 Juli 2022.
“Meskipun bayinya selamat, tapi ibunya mengalami pendarahan, karena kendaraan yang dinaiki saat menuju persalinan memaksa si jabang bayi keluar tidak normal,”terang Yusril.
Yusril berharap fakta yang diceritakan itu dapat mengetuk hati pemerintah untuk melakukan perbaikan demi keamanan masyarakat dalam berkendara di jalan.
Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan GAMS, ada beberapa jalan yang rusak parah dan berlobang tersebar di sejumlah titik. Diantaranya jalan penghubung di Kecamatan Manding menuju Batu Putih, jalan di Kecamatan Saronggi arah ke Desa Tanjung dan sepanjang jalan Gapura menuju Dungkek.
Yusril mengaku kecewa melihat besaran anggaran perbaikan jalan dalam APBD Kabupaten Sumenep tahun 2022 yang nilainya mencapai Rp 91 miliar.
“Anggaran fantastis ini, tak sebanding dengan fakta di lapangan,”ucap Yusril. Dia menyangsikan anggaran itu terserap dengan baik.
Yusril memaparkan bahwa jalan merupakan fasilitas publik yang jadi satu penopang utama dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Karena berkaitan dengan percepatan mode transportasi yang memudahkan alur distribusi barang, dan jasa.
Kata dia, situasi ini harusnya ditangkap oleh Pemerintah Kabupaten Sumenep sebagai peluang untuk meningkatkan perekonomian daerah.
“Bagaimana mungkin kegiatan ekonomi akan berjalan baik jika infrastruktur buruk bahkan terdapat disparitas antar kecamatan,”katanya mempertanyakan.
Menurutnya diantara jalan yang rusak parah tersebut merupakan akses utama kepada lokasi destinasi wisata yang dibanggakan Pemerintah. Pantai Lombang dan Pulau Oksigen Giliyang.
Sementara itu Kepala Bidang Jasa Kontruksi (Jakon), Dinas PUTR Kabupaten Sumenep Supriyanto saat menemui mahasiswa ketika audiensi mengaku, anggaran pemeliharaan jalan yang harus diketahui oleh mahasiswa alokasinya sangatlah minim. Hal itu salah satunya untuk melakukan penambalan jalan yang berlobang
“Uangnya mas, tidak bisa dari jalur itu. Anggaran pemeliharaan itu Rp 2 miliar dengan rincian Rp 1.5 miliar untuk jalan dan Rp 500juta untuk Gorong-gorong,”kata Supriyanto.
Pembangunan jalan berbeda dengan drainase atau gorong-gorong yang bisa dilakukan di satu lokasi. Jika pembangunan jalan dilakukan secara serentak karena saling terhubung membutuhkan dana yang cukup besar. Hal itu sulit dilakukan.
Supriyanto juga menegaskan bahwa jalan menuju destinasi wisata seperti di daerah Andulang menuju Kecamatan Dungkek dan Kecamatan Batang-batang merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
“Kan itu jalan Provinsi, kami dari APBD Kabupaten Sumenep tidak bisa masuk kesitu,” tandasnya.
Menyikapi hal ini Yusril mengusulkan pemerintah Daerah segera melakukan langkah cepat untuk berkoordinasi dengan Pemprov Jatim. Sehingga dilakukan penganggaran yang dibutuhkan.