Labumi.id, Peraih Nobel Fisika 2021, Giorgio Parisi yang berbicara tentang situasi iklim saat ini menegaskan pernyataannya mengenai generasi mendatang. “kita harus bertindak sekarang dengan cara yang sangat cepat,”katanya pada konferensi pers saat menerima hadiah Nobel.
George Parisi telah diakui atas penemuan interaksi ketidakteraturan dan fluktuasi dalam sistem fisik dari skala atom hingga planet.
Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia di Stockholm juga menganugerahkan Hadiah Nobel Fisika tahun ini kepada Syukuro Manabe, Klaus Hasselmann, Giorgio Parisi atas kontribusi terobosannya terhadap pemahaman sistem fisik yang kompleks.
Penghargaan ini menyoroti ancaman yang akan segera terjadi seputar kelangsungan hidup planet ini dari ancaman perubahan iklim. Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa para pemenang telah meletakkan dasar pengetahuan tentang iklim Bumi dan bagaimana umat manusia memengaruhinya.
Syukuro Manabe, ahli meteorologi senior di Universitas Princeton mendemonstrasikan bagaimana peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi.
Penelitiannya terkait dengan perubahan iklim yang secara tegas didorong oleh emisi karbon buatan manusia. Manabe memimpin pengembangan model fisik iklim bumi dan merupakan orang pertama yang mengeksplorasi interaksi antara keseimbangan radiasi dan transportasi vertikal massa udara.
“Karya Syukuro Manabe meletakkan dasar untuk pengembangan model iklim saat ini,”papar Akademi ilmu pengetahuan itu.
Sementara Giorgio Parisi, profesor di Universitas Sapienza Roma telah dianugerahi Nobel untuk penemuanyang berbeda. Dia menemukan pola tersembunyi dalam bahan kompleks yang tidak teratur.
Penemuannya itu memungkinkan untuk memahami dan menggambarkan banyak materi dan fenomena yang berbeda dan tampaknya sepenuhnya acak, tidak hanya dalam fisika tetapi juga di bidang lain yang sangat berbeda, seperti matematika, biologi, ilmu saraf, dan pembelajaran mesin.
Klaus Hasselmann, profesor di Institut Meteorologi Max Planck di Jerman yang telah dikenal karena menciptakan model yang menghubungkan cuaca dan iklim, sehingga dapat menjawab pertanyaan mengapa model iklim dapat diandalkan meskipun cuaca berubah-ubah dan kacau.
Pola cuaca di seluruh dunia telah mengalami perubahan besar karena perubahan iklim berdampak pada sistem. Hasselmann mengembangkan metode untuk mengidentifikasi sinyal spesifik, sidik jari, yang terjadi baik pada fenomena alam maupun aktivitas manusia dalam iklim.
“Metodenya telah digunakan untuk membuktikan bahwa peningkatan suhu di atmosfer disebabkan oleh emisi karbon dioksida manusia,” kata Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia dalam sebuah pernyataan.
Majelis Nobel pada hari Senin kemarin juga mengumumkan nama David Julius dan Ardem Patapoutian sebagai pemenang Hadiah Nobel Kedokteran 2021 atas penemuan reseptor suhu dan sentuhan yang memberi kita kemampuan untuk merasakan panas, dingin, dan sentuhan yang diperlukan untuk kelangsungan hidup.