Sumenep, Labumi.id – Aksi unjuk rasa yang digelar aktivis mahasiswa PMII di depan Polres Sumenep, berujung pada tindakan anarkis yang dilakukan oknum polisi berinisial AR.
Tindakan pemukulan yang tidak terpuji kepada salah satu aktivis PMII ini, kemudian memancing reaksi emosional massa aksi untuk balas melakukan perlawanan.
Beruntung oknum polisi yang diduga bertindak ala preman itu melarikan diri masuk ke ruang Kantor Sbahara Sumenep.
Massa aksi yang melihat kejadian itu berteriak lantang. Mereka meminta Kapolres Sumenep AKBP Muslimin memanggil oknum polisi tersebut dan meminta maaf secara terbuka.
“Atas nama kader PMII Sumenep, kami meminta agar oknum polisi yang melakukan pemukulan dihadirkan dihadapan kami. Biar dia minta maaf secara terbuka,” kata Supriyadi, salah satu aktivis PMII dalam orasinya, Selasa (01/09/2019).
Mahasiswa juga menilai polisi yang bertindak barbar dan represif bukan lagi sebagai pengayom rakyat, tapi preman.
Setelah beberapa jam berorasi bergantian, akhirnya Kapolres Sumenep, AKBP. Muslimin menemui mahasiswa. Dia menawarkan dialog audensial, juga meminta maaf atas perbuatan yang dilakukan anak buahnya.
“Atas nama Polres Sumenep, saya meminta maaf atas tindakan anak buah kami yang tidak pantas kepada Mahasiswa,”kata Muslimin dihapan peserta aksi.
Kadung emosional aktivis PMII tetap mendesak mengeluarkan oknum polisi yang melakukan pemukulan meminta maaf secara terbuka kepada mahasiswa di depan publik.
“Sebelum kami masuk untuk audensi, keluarkan dulu oknum yang tadi memukul mahasiswa dan harus minta maaf dihadapan publik,” tegas mahasiswa.
Sikap represif petugas kepolisian kepada mahasiswa saat berunjuk rasa bukan hal yang baru. Bahkan Presiden Joko Widodo meminta kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar tidak ada lagi tindakan represif dalam menangani aksi demonstrasi mahasiswa.
“Kepada Kapolri saya sudah katakan agar dalam menangani setiap demonstrasi itu tidak melakukan cara-cara represif, tapi yang terukur,” kata Jokowi dalam jumpa pers bersama para tokoh di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Presiden merespon banyaknya aparat kepolisian yang bertindak represif saat menghadapi aksi demonstrasi mahasiswa diberbagai daerah.
Perlu diketahui bahwa aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep menggelar aksi demonstrasi menuntut Polri mengusut tuntas kematian Randi.
Himawan La Randi (21) mahasiswa Universitas Halu Oleo, salah satu kader PMII tewas tertembak dibagian dada sebelah kiri saat demonstrasi menolak RKUHP dan revisi UU KPK di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara. (Khairul Amin)