Labumi.id, Kelompok tujuh negara G7 selenggerakan pertemuan di Carbis Bay Hotel, sebuah resor tepi laut di Cornwall, Inggris antara 11-13 Juni.
Negara-negara tersebut akan duduk bersama dengan fokus utama pada vaksinasi Covid-19 dan mendukung negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah.
Sebagai forum politik pemerintah G7 yang terdiri AS, Inggris, Kanada, Jepang, Jerman, Prancis dan Italia berkumpul untuk membahas tantangan global yang dihadapi dunia.
Pertemuan yang didominasi oleh negara-negara barat ini akan melihat Presiden AS Joe Biden mempresentasikan agenda multilateralnya yang mengupas latar belakang kebangkitan China dan Rusia yang tegas.
Ancaman global: Mengatasi perubahan iklim
Salah satu agenda utama untuk mendominasi pembicaraan di KTT G7 adalah perubahan iklim ketika negara-negara menegaskan kembali kesediaan mereka untuk menurunkan suhu global sebesar 1,5 derajat celsius.
Bahkan menjelang pertemuan G7, para menteri lingkungan hidup negara-negara tersebut sepakat akan menyampaikan target iklim sejalan dengan pembatasan kenaikan suhu global hingga 1,5 derajat Celcius.
Mereka juga sepakat untuk memotong pendanaan langsung pembangkit listrik berbasis batu bara di negara-negara miskin pada akhir tahun ini. Pertemuan para menteri lingkungan telah berlangsung pada bulan Mei lalu.
Menjelang keberangkatannya untuk pertemuan ambisius, Biden dalam kolom opini untuk The Washington Post mengatakan, “Ini adalah pertanyaan yang menentukan di zaman kita: Dapatkah demokrasi bersatu untuk memberikan hasil nyata bagi rakyat kita di dunia yang berubah dengan cepat? aliansi dan institusi demokratis yang membentuk begitu banyak abad terakhir membuktikan kapasitas mereka melawan ancaman dan musuh zaman modern? Saya yakin jawabannya adalah ya.”
Sementara itu, studi terbaru oleh Swiss Re Institute menunjukkan bahwa ekonomi negara-negara G7 akan menyusut dua kali lipat dari yang mereka lakukan selama pandemi Covid-19. Penelitian menunjukkan bahwa ekonomi industri terbesar di dunia diproyeksikan kehilangan 8,5 persen dari PDB setiap tahun, atau hampir $5 triliun, pada tahun 2050 jika para pemimpin tidak membuat rencana untuk mengatasinya. Laporan itu mengatakan bahwa jika tidak ada yang dilakukan dan suhu naik 3,2 derajat Celcius pada pertengahan abad ini, ekonomi global akan menjadi 18 persen lebih kecil. (Red)
sumber: indiatoday.in