Sumenep, Labumi.id ; Rencana PT Sumekar Line (SL) mengoperasikan Kapal Motor (KM) Darma Bahari Sumekar (DBS) III untuk melayani pelayaran perintis mendapat sorotan dewan. Anggota Komisi III DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur menyayangkan rencana tersebut sebab bisa berpotensi kepada terbengkalainya
rute pelayaran reguler ke Kepulauan terutama Kalianget-Kangean, dan Sapeken.
”Ketika melayani pelayaran perintis, pelayaran reguler yang dijalani sebelumnya ditiadakan. Beralih ke rute perintis Kalianget, Sapudi, Kangean, Sapeken, dan Banyuwangi,” ungkap Wakil Rakyat asal Pulau Kangean ini, Senin (12/8/2019).
Menurut Mukhlis, sejak awal pihaknya memang kurang sepakat PT SL ikut lelang program pelayaran bersubsidi rute perintis di Pemprov Jawa Timur. Peruhaan daerah tersebut mestinya memberi peluang kepada operator lain misalnya perusahaan swasta untuk melayani pelayaran perintis.
Dengan masuknya perusahaan lain, maka otomatis armada kapal yang melayani angkutan barang dan penumpang ke Kepulauan akan bertambah. ”Ketika PT Sumekar yang menang tender dan menggunakan KM DBS III. Maka pelayaran reguler yang dijalani sebelumnya ditiadakan, beralih ke perintis. Seandainya operator lain, kan kapal bertambah. Ada DBS III dan armada perintis,” ungkapnya.
Selama ini, dengan adanya KM DBS III melayani pelayaran reguler dua minggu sekali Kalianget-Kangean dan Sapeken layanan transportasi Kepulauan mulai membaik. Keluhan warga Pulau yang seringkali mengemuka karena keterbatasan armada mulai terkurangi.
Pihaknya khawatir dengan beralih melayani pelayaran perintis transportasi ke Kepulauan Sumenep akan mengalami penurunan dan kembali banyak keluhan. ”Mestinya ini yang dipikirkan, bukan justru terkesan mengutamakan bisnis saja. Ini kan seolah-olah bisniss oriented, bukan service oriented,” ucap Politisi Gerindra ini.
Direktur Operasional PT SL, Zainal Arifin mengakui, pelayaran reguler KM DBS III dua kali seminggu akan ditiadakan karena akan melayani rute perintis. Namun, pihaknya memastikan pelayanan transportasi Kepulauan, khususnya Kangean dan Sapeken tidak akan terbengkalai karena banyak armada seperti DBS I dan Kapal cepat termasuk perintis melayani rute tersebut.
”Daripada sering kosong, kan lebih baik dioperasikan untuk pelayaran perintis. Armada lain juga masih banyak melayani Kalianget-Kangean dan Sapeken,” kata Zainal.
Zaenal menegaskan, PT SL sengaja ikut tender pelayaran perintis sebab disubsidi Pemprov. Dengan mendapat subsidi dari Pemprov, maka tarif penumpang bisa lebih murah.
”Perbandingannya jauh dibanding tarif biasanya, apalagi biaya operasional Kapal selama ini sangat besar sehingga dengan disubsidi bisa mengurangi beban perusahaan,” pungkasnya. (*)