Labumi.id, Ulang Tahun Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta yang ke 53 tahun, kembali menggelar Pidato Kebudayaan, pada Rabu, November 2021. Tajuk yang diangkat pada pidato tahunan ini adalah Ritme dan Algoritme Kebudayaan.
Peneliti sekaligus akademisi Merlyna Lim ditunjuk menyampaikan pidato tahunan mengangkat isu soal titik temu antara ritme dan algoritme dalam keseharian manusia.
“Sosok manusia akan selalu menjadi situs, tempat dimana ritme dan algoritme terwujudkan, baik secara sosial, politis dan budayawi,”papar Merlyna dalam chanel Dewan Kesenian Jakarta.
Manusia dalam jiwa raga, pikirannya, hakiki atau majasi, kata profesor komunikasi dan studi media di Carleton University, Ottawa, Canada ini merupakan paduan pertemuan dari ritme dan algoritme kebudayaan.
Menurut dia, algoritme bukan hanya pendukung kehidupan, melainkan sebagian kehidupan justru terjadi melalui jejaring media yang ditopang oleh algoritme. Algoritme hadir dalam kehidupan manusia, dan tak akan pernah pergi.
“Kehidupan kita sangat terjalin erat dengan media digital,”papar pendiri dan sekaligus Direktur dari ALIGN Media Lab.
Perempuan yang lahir dan tumbuh besar di Indonesia yang juga kepala riset untuk media digital dan jaringan masyarakat global ini menawarkan gagasan tentang perlunya keseimbangan manusia dalam ritme dan algoritme kebudayaan sehari-hari. Karena algoritme yang semula diciptakan akan banyak membantu kehidupan manusia, ternyata dalam perkembangannya tidak netral, dan disusupi oleh ragam kepentingan yang bias.
Perlu diketahui bahwa Pidato Kebudayaan menjadi tradisi yang mendarah daging dari agenda program dewan kesenian jakarta (DKJ) yang dilaksanakan setiap tahunnya. Tahun ini kegiatan ini dilakukan dalam keadaan TIM tengah proses penyelesaian revitalisasi fisik dan direncanakan akan kembali beroperasi pada pertengahan 2022.